Mengapa Saya Menulis ― Pidato Orhan Pamuk Saat Menerima Nobel Sastra 2006
by Unknown
“Life
can't be all that bad, I'd think from time to time. Whatever happens, I can
always take a long walk along the Bosphorus.” ― Orhan Pamuk, Istanbul:
Memories and the City.
***
Mengapa anda menulis? ini adalah
pertanyaan yang paling sering ditanyakan sepanjang karir menulis saya. Maksud
mereka kebanyakan adalah ini: apa poin dari menulis? mengapa anda memberikan
waktu anda untuk aktivitas yang aneh dan tidak jelas ini? Mengapa anda menulis?
Anda harus memberikan alasannya, sebuah penjelasan untuk menulis.
Ini yang saya rasakan setiap kali
mendengar pertanyaan itu. Saya sering memberikan jawaban yang berbeda... Kadang
saya berkata: saya tidak tahu kenapa saya menulis, tapi yang pasti itu membuat
saya merasa lebih baik. Saya harap anda juga merasakan hal yang sama ketika
membaca karya saya. Kadang juga saya berkata bahwa saya merasa marah, itulah
kenapa saya menulis. Dorongan untuk menulis, sebagian besar adalah karena ingin
menyendiri dalam ruangan. Itu juga alasan mengapa saya menulis.
Semasa kecil saya ingin menjadi pelukis.
Saya melukis setiap hari. Saya masih merasakan kebahagiaan masa kecil itu
setiap kali saya menulis. Saya menulis untuk mengejar kebahagiaan itu dan itulah
kenapa bagi saya sastra atau menulis sangat erat hubungannya dengan
kebahagiaan, atau bisa dibilang tak ada ketidakbahagiaan.
Di masa kecil saya, saya merasa sangat
bahagia. Saya banyak melukis, dan orang-orang terus menerus tersenyum pada saya.
Semua orang ramah, sopan dan lembut. Saya menulis semua itu di buku otobiografi
yang berjudul Istanbul. Setelah Istanbul dirilis, beberapa orang
menanyakan ini: apa anda tidak terlalu muda untuk menulis otobiografi? Saya tak
menjawabnya. Sastra adalah tentang kebahagiaan, ini yang ingin saya katakan. Semuanya
adalah tentang melestarikan masa kanak-kanak anda, menjaganya agar tetap
hidup...
Sekarang, beberapa tahun kemudian, saya
menerima penghargaan besar ini. Kali ini orang-orang yang sama bertanya: apa
anda tidak terlalu muda untuk mendapatkan hadiah Nobel? Sebenarnya pertanyaan
yang sering saya dengar sejak mendapatkan berita bahwa hadiah itu jatuh kepada
saya adalah: bagaimana rasanya mendapat hadiah Nobel? Saya berkata, oh! Sangat
baik. Semuanya terus-menerus tersenyum pada saya. Tiba-tiba semua orang kembali
ramah, sopan dan lembut. Pada kenyataannya, saya hampir merasa seperti seorang
pangeran. Saya merasa seperti anak-anak lagi. Kemudian untuk sesaat, saya sadar
kenapa terkadang saya merasa begitu sangat marah. Hadiah ini, yang membawa
kembali kelembutan senyum dari masa kecil, dan kebaikan hati dari orang-orang,
seharusnya diberikan pada saya bukan di usia ini (54)—yang orang pikir terlalu
muda, namun seharusnya lebih lebih awal lagi, bahkan lebih awal dari masa kecil
saya. Mungkin dua minggu setelah saya lahir, jadi saya bisa menikmati perasaan
kanak-kanak itu sepanjang hidup saya.
Pada kenyataannya sekarang... kalau
dipikir-pikir... itulah sebabnya saya menulis dan mengapa saya akan terus menulis.
*Pidato Orhan Pamuk saat menerima Nobel
sastra pada 2006. Saya terjemahkan dan saya sunting sedemikian rupa—tanpa
mengubah pesannya—agar lebih enak dibaca. Teksnya saya ambil dari sini http://www.nobelprize.org/nobel_prizes/literature/laureates/2006/pamuk-speech_en.html.
Menulis untuk tujuan kebahagiaan. TOP.
ReplyDeleteKunjungan pertama dari tandapetik.com
haha, sip. terima kasih bung atas kunjungannya.
DeleteKeren | tehseduh.blogspot.com
ReplyDelete